Kerajinan tenun tradisional dari Lombok Timur — dibuat dengan benang alami, motif khas, dan teknik gedogan turun-temurun.
Kecamatan Pringgasela di Lombok Timur dikenal sebagai sentra tenun tradisional Suku Sasak yang unik, di mana motif-motifnya mencerminkan perpaduan budaya lokal dan ajaran Islam, menjadikannya simbol integral dari kehidupan masyarakat adat. Menurut Budayawan Sareh Erwin, kain tenun Pringgasela memiliki makna filosofis mendalam yang merefleksikan tiga aspek siklus hidup manusia: kelahiran (Sabok Beranak, Sabok Besunat, Sabok Bekuris untuk aqiqah), kehidupan (Bidadari Ngamok untuk bimbingan, Pucuk Rebong untuk semangat positif), dan kematian (Reragian Bebasak sebagai kain kafan, Reragian Lelangit yang digantung di atas jenazah, Reragian Osap sebagai penutup wajah/kitab suci, dan Sekurdi sebagai penutup jenazah). Motif-motif ini, khususnya Reragian Osap dengan dasar putih, merah, dan biru, sangat disucikan. Untuk melestarikan warisan leluhur, masyarakat Pringgasela melibatkan anak-anak sejak usia dini dalam menenun menggunakan alat tradisional (gedogan) dan bahan baku alami (kapas, rayon, pewarna kulit kayu), memastikan tradisi tenun tetap hidup dan berkembang di tengah modernisasi.



Rp 150.000
Rp 200.000
Rp 150.000
Rp 200.000